Khutbah Jumat Singkat - Syurga Bagi Orang Yang Beriman

Khutbah Jumat Singkat - Syurga Bagi Orang Yang Beriman



Artinya: 

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya keridhaan dan syurga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal”. (At-Taubah 20 - 21). 

Ada segolongan manusia yang dii anjikan oleh Allah mendapatkan derajat yang tinggi. Ada tiga syarat untuk me raih janji Allah yang begitu tinggi, yakni: 

Pertama, mereka yang beriman kepada Allah dengan segala sifat-sifat-Nya. Dalam artian bahwa Islam merupakan jalan hidup yang akan memberikan keselamatan dunia dan akhirat. 

Kedua, berhijrah, yakni pindah dan Makkah ke Madinah dalam rangka mempertahankan keyakinan serta mencari siasat baru untuk mengembangkan Islam agar supaya lebih cepat tersebar dan tempat yang baru. 

Hijrah merupakan tantangan yang berat, karena harus meninggalkan kampung halarnan, tempat tinggal, famili serta pekeijaan yang selama ini menjadi tulang punggung kehidupannya, menuju tempat yang belum berketentuan nasibnya. Yang kelihatan hanya bentangan pasir yang luas. Keimanan seseorang akan teruji dalam hijrah ini. Ternyata dan dua ratus orang pengikut Rasul dalarn 13 tahun perjuangan Nya itu hanya seratus dua puluh orang yang teruji keiinanannya mengikuti hijrah ke Madinah. 

Ketiga, adalah jihad. Jihad (perang) dalam Islam yang pernah dialami Rasul misalnya perang Badar, Uhud, Khandaq adalah dalam rangka mem pertahankan diri (devensi), dengan bukti walaupun Rasul menjauhi mereka (orang kafir Quraisy Makkah), toh mereka tetap mengejarnya. 

Oleh karena itu salah anggapan orang Barat yang sengaja mendiskriditkan Islam, bahwa Islam disebarkan dengan cara perang. Jihad yang dilakukan Rasul adalah mempertahankan diri dengan mengorbankan jiwa raga dan harta. Oleh karena itu Allah janjikan kepada Rasul dan para sahabatnya dengan Syurga. 

Allah me ngukir sejarah ini untuk kita teladani dalam rangka memperoleh derajat yang paling tinggi dan menikmati Syurga Allah, tentunya kitapun dituntut untuk memenuhi tiga syarat di atas. 

Penerapan tiga syarat itu di zaman sekarang ini adalah dengan mengexpresikan iman dalam bentuk nyata. Iman tidak hanya diitiqodkan dalam hati dan diucapkan dengan lisan tetapi juga dinyatakan dalam bentuk perbuatan. Seorang tidak dilarang meyakini bahwa agama yang dianut adalah agama yang paling benar, dengan catatan tidak menjelekkan agama yang dianut orang lain. Demikian juga 

penganut agama Islam. Bahkan suatu keharusan bagi orang Islam untuk fanatik terhadap agamanya, yakni Islam-lah bagi kita agama yang paling benar di muka bumi ini.

Sepanjang tidak merugikan atau mendiskriditkan pihak lain, fanatik itu dibolehkan. Keyakinan terhadap suatu agama itu sangat penting, tetapi harus diperkuat dengan suatu pernyataan bahwa kami adalah Islam. 

Banyak orang Islam malu bahkan takut menunjukkan idenetitas agamanya. Jangan seperti pada zaman penjajahan, seseorang takut menunjukkan identitas keislamannya, karena pada waktu itu Belanda menjelekkan dan mendiskriditkan Islam. 


Seseorang yang tipis imannya akan terpengaruh oleh ungkapan itu, tetapi seseorang yang teguh imannya justru akan mengatakan saya Islam dan cara hidup saya juga menurut aturan Islam. 

Iman tidak cukup dinyatakan dalam hati dan lisan, tetapi yang penting harus diamalkan, yakni dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah tanpa adanya keterpaksaan, tetapi dengan rasa ikhlas. 

Demikian juga tentang hijrah. Kalau Rasulullah hijrah nya adalah hijrah fisik dengan berbagai rintangan dan penderitaan, pindah dari Makkah ke Madinah, maka kita sekarang ini hijrah spiritual, yakni pindah dan yang negatif menuju yang positif, dan yang mungkar menuju yang ma’ruf, dari yang durhaka menuju yang taat. 

Kemudian tentang jihad di jalan Allah yang telah dilakukan oleh Rasul juga diteladani oleh nenek moyang kita, seperti Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Hasanuddin, dan lain-lain.

Ternyata Pahlawan Indonesia adalah Ulama, orang yang taat beribadah. Hanya dengan keris dan tombak mereka mampu melawanmeriam penjajah. Salah satu bentuk pendekatan kepada Allah yang dilaksanakan para pahlawan adalah membaca A1-Qur’an, diantaranya adalah surat Al-Hujurat ayat 13: 


Artinya: 

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dan seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan beruku-suku su paya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia dian tara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. 

Manusia adalah sama, hanya taqwa yang menjadi ukuran tinggi rendahnya derajat seseorang. Kenapa kita harus dijajah. Bisa jadi kita lebih balk dari para penjajah. Inilah yang menj adj tekad para Pahlawan kita. 

Di saat suasana damai sekarang ini pun kita tetap dituntut untuk beiiihad, yakni jihad memerangi kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Kita berjihad sesuai dengan potensi dan profesi kita masing-masing. Janji Allah dalam surat Muhammad ayat 7 :


Artinya: 
“Hai orang orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu “. 

Inilah tiga syarat untuk menempuh derajat yang paling tinggi dan sekaligus sebagai sarana untuk meraih syurga Allah SWT.

Khutbah Jumat Singkat - Syurga Bagi Orang Yang Beriman


Demikian tadi Khutbah Jumat Singkat - Syurga Bagi Orang Yang Beriman. Semoga apa yang kami tuliskan diatas bermanfaat bagi kita semua. Sekian Khutbah Jumat Singkat - Syurga Bagi Orang Yang Beriman

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Khutbah Jumat Singkat - Syurga Bagi Orang Yang Beriman