Khutbah Jumat Singkat - Iman Dan Taqwa Kaitannya Dengan Kemakmuran Bangsa

 Khutbah Jumat Singkat - Iman Dan Taqwa Kaitannya Dengan Kemakmuran Bangsa



Artinya: 
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dan langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat ayat Kami) ¡tu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (A l-A ‘raf ayat 96). 

Kemakmuran dan kebahagiaan dalam hidup merupakan dambaan setiap manusia. Manakala kebahagiaan itu tidak ada dalam relung-relung kehidupannya maka dia tidak memahami arti dan tujuan hidup. 

Syarat untuk memperoleh kemakmuran dan kebahagia an adalah beriman dan bertaqwa. Karena dengan iman dan taqwa Allah akan membukakan keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi. 

Berapa banyak nikmat yang dapat dihasilkan dan kemerdekaan ini. Dengan kemerdekaan kita mempunyai kekuasaan terhadap hajat kebutuhan hidup manusia, antara lain : Air, gas, minyak, udara serta benda-benda yang terpendam dibumi. 

Dan langit Allah janjikan berkah spiritual dan kesejahteraan, sedangkan dan bumi keberkahan berupa material. Iman dan taqwa bisa berakibat baik kalau pengelolaan dan si pengelolanya baik. “Man zara’ a hasada” siapa yang menanam pasti akan menuai. Sebaliknya, kalau si pelaku dan apa yang dilakukannya itu menyimpang dan tuntutan garis Illahi maka tunggulah azab sengsara yang diperoleh. 

Iman dan taqwa inilah yang mendasari putra-putra teladan, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Dengan iman dan taqwa pula para pejuang bersatu dalam kebulatan tekad dan keikhlasan untuk memperjuangkan amanat penderitaan rakyat. 

Sangat erat kaitannya antara iman dan taqwa dengan kemakmuran, walaupun belum seratus persen kita rasakan. Iman dan taqwa harus kita resapi dan hendaknya selalu menggelora dalam hidup dan kehidupan. 

Cikal bakal keimanan sebenamya sudah ada pada diri manusia itu sendiri, karena pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan suc (fitrah) yakni Islam. 

Di dalam kandungan kita sudah dikenalkan kepada Zat yang Maha Kuasa “AlÌah SWT”. Kemudian setelah dewasa akan menjadi Nasrani, Yahudi atau Majusi sangat tergantung kepada orang tuanya. 

Konsep dasar yang makro ini memandang sesuatu secara universal yang bisa diterapkan di semua keadaan yang kultur yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan firman Allah : 


Artinya : 
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan su paya mereka menyembah-Ku “. (Adz-Dzariyat ayat 56). 

Di samping menyembah Allah juga beramal shaleh kepada sesama. Rasulullah pemah bersabda, artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (Hadis). 

Akhlak yang mulia ini terpancar antara lain kalau kita mau memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan tuntunan Nya. Konsep dasar ini juga terpancar dan lima ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasul, yaitu : 


Artinya: 
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah Menciptakan manusia dan segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al ‘Alaq 1 - 5). 

Ayat pertama mengandung tauhid ke-Tuhanan “Tauhid Rububiah”. Inilah yang mengilhami sila pertama Pancasila. 

Esensi percaya adanya ke-Esaan Allah adalah meletak kan din kita sebagai hamba ciptaan Allah Zat Pencipta (Khaliq). 

Pengakuan hamba terhadap Tuhan minimal lima kali sehari semalam hendaknya direalisasikan dalam bentuk nyata, yakni menempatkan Tuhan sebagai sumber wibawa. Pengatur segala sesuatu yang terjadi. Dan di bawah pengawasan Tuhan, segala perbuatan hamba-Nya. Allah menegakan dalam surat An-Nisa’ ayat 59 : 



Artinya: 
“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan han kemudian. Yang demikian ¡tu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya “. 

Ayat kedua mengandung pengertian tentang kejadian manusia. Dengan ke-Besaran Allah air yang menjijikkan itu berubah menjadi bentuk yang lain yakni manusia dengan segala keindahannya. Oleh karena itu betapapun hebatnya manusia, tetapi asal kejadiannya adalah dan air yang hina. Dari intisari ayat inilah akan timbul etika (moral) pergaulan di antara sesama manusia. 

Betapapun hebatnya, bahwa kita tetap hamba ciptaan Allah (makhluk). Oleh karena itu hendaknya kita mendahulukan panggilan dan perintah Allah melalui tuntutan ajaran Islam. 

Dengan akhlak kita sadar akan kedudukan kita. Kita terima dengan rasa syukur nikmat yang Allah berikan kepada kita berapapun nilainya. Karena kadar pemberian Allah itu sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Semua usaha kita pasti ada imbaiannya. Allah menegaskan: 


Artinya : 
“Katakanlah: “Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah ( diantara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dan dunia ini. Sesungguhnya orangorang yang zalim itu tidak akan mendapat keberuntungan”. (Al-An’am ayat 135). 

Pengakuan atas Maha Pemurah Allah yang tercantum dalam ayat ketiga adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas nikmat Allah. Ayat keempat dan kelima menjelaskan bahwa Allah mengajarkan apa yang tidak kita ketahui. Kita pun lahir ke dunia ini tidak mengetahui apapun. Allah menegaskan dalam surat An-Nahl 78 : 


Artinya: 

“Dan Allah mengeluarkan kamu dan perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. 

Dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa profil orang yang beriman itu adalah: Berakhlak, beribadah, berilmu dan trampil. 

Sumber : Khutbah Jum’at pada tanggal 21 Agustus 1992 di Kantor Pusat BRI

Khutbah Jumat Singkat - Iman Dan Taqwa Kaitannya Dengan Kemakmuran Bangsa

Demikianlah artikel kami mengenai Khutbah Jumat Singkat - Iman Dan Taqwa Kaitannya Dengan Kemakmuran Bangsa. Semoga bermanfaat, mohon untuk dikoreksi apabila tulisan kami diatas terdapat kesalahan. Sekian Khutbah Jumat Singkat - Iman Dan Taqwa Kaitannya Dengan Kemakmuran Bangsa.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Khutbah Jumat Singkat - Iman Dan Taqwa Kaitannya Dengan Kemakmuran Bangsa