Khutbah Jumat Anugerah Allah

ANUGERAH ALLAH

OIeh Drs. H. Abd. Aman Nasution 



Artinya: 

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (Isi neraka Jahannam) kebanyakan dan jin dan manusia, merek.a mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang Lalai”. (Al-A‘raf 179). 

Rasulullah diutus Allah ke bumi untuk memberikan tuntunan kepada manusia agar kembali mengenal dirinya, mengenal Tuhannya, mengenal nabinya, mengenal kitabnya dan mengenal terhadap kehendak Allah atas manusia sebagai khalifah di bumi “Khalifatullah fil-ardli”. 

Sejarah manusia dan zaman ke zaman menunjukkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang diberikan oleh Allah kepada manusia kadang-kadang disalah gunakan. 

Kemajuan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh tidak didasarkan atas pengabdian kepada Allah, akan tetapi demi menurutkan hawa nafsunya. 

Sehingga timbul pemikiran, apa yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan untuk kepentingannya, bukan sebaliknya, apa yang dapat diperbuat untuk Allah dan lingkungann ya sebagaimana misi Rasul terhadap ummatnya. 

Misi Rasul terhadap ummatnya adalah untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam, “Wamaa Arsalnaaka Illaa Rahrnatal-lil’alamiin”. 

Firman Allah di atas memberikan peringatan kepada manusia agar senantiasa menganalisa hidup dan kehidupan. 

Apakah fasiitas yang diberikan Allah kepada kita sebag ai bekal hidup ini sudah dipergunakan sebagainiana mestinya, yakni untuk mendengar dan membaca ayat dan tanda tanda kekuasaan Allah Pencipta alam ini. Jangan sampai nikmat yang Allah anugerahkan menjadikan kita berlebih lebihan, sehingga kita lupa terhadap Allah yang menciptakannya, “Al-Haakumuttakaatsur”. 

Berlebih 1bihan akan membawa kita lupa kepada Allah, lupa akan hak dan kewajiban kita terhadap fakir, miskin dan anak-anak yatim. Itulah orang yang mendustak an agama. Sebagaimana peringatan Allah dalam surat Al Maa’uun. 


Artinya: 
“tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dan shalatnya, orangorang yang berbuat riya’, dan enggan (menolong dengan) barang berguna”. (Al-Maa’uun). 

Orang-orang yang lupa terhadap tujuan utama pelaksanaan ibadah shalat sebagaimana disebutkan dalam surat Al Maa’uun di atas diancam oleh Allah dengan neraka yang mencelakakan “Wail”. 

Hendaknya shalat mencerminkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. yakni mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar, “Tanha ‘Anil Fahsyaa wal Munkar”. 

Apalagi kalau dilengkapi dengan shalat tahajjud, akan mendapatkan derajat yang terpuji di sisi Allah. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Israa’ ayat 79. 


Artinya: 
“Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mud ah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang tenpuji"

Wariskan kepada anak keturunan kita Iman dan Islam untuk dijadikan bekal hidup sesudah mati, oleh karena kehidupan sesudah mati adalah kehidupan yang kekal dan kehidupan yang sebenarnya. 

Rasul mengajak kepada ummatnya realita dalam hidup dan kehidupan. Bahwa realisasi kehidupan manusia adalah beribadah kepada Allah dengan berlandaskan Al-Qur’an dan sunah Rasul. 

Dalam kisahnya, Rasulullah, pernah menceritakan kehidupan seàrang yang durjana, hampir semua kejahatan dilaksanakan tanpa tertinggal. Kemudian setelah mati dia disiksa, tetapi pada suatu saat dia terbebas dari siksa Allah. Orang itu bertanya kepada malaikat, kenapa dia terbebas dan siksa Allah. Malaikat menjawab, sebab dia meninggalkan kepada anaknya pendidikan agama, sehingga anak yang ditinggalkan itu selalu mendo’akan orang tuanya agar dibebaskan dan siksa neraka. 

Berkat do’a anaknya itulah orang itu terbebas dari siksaan Allah, dan kemudian dipersilahkan untuk masuk syurga yang penuh dengan kenikmatan itu, “Udhuluuhaa bisalaam min aaminien”. 

Oleh karena itu, usahakan agar anak keturunan kita benar-benar mengerti tentang agama Islam “Addinul Islam”. 

Sehingga mereka menjadi anak yang “Khairu Ummah”, sebaik-baik umat, yakni menyeru kepada kebaikan dan mencegah yang mungkar. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an :


Artinya: 
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar”. (Ali ‘Imran ayat 110). 

Inilah pola dan sikap hidup seorang mukmin. Dengan modal pola dan sikap hidup seperti inilah cita-cita bangsa dan negara akan terwujud, yakni: “Baldatun Thoyyibatun wa-Rabbun Ghafuur”.

ANUGERAH ALLAH



Demikianlah khutbah jumat yang dapat kami sampaikan, semoga contoh khutbah jumat yang telah kami tuliskan bisa bermanfaat bagi Anda yang membutuhkannya. Apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terimakasih

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Khutbah Jumat Anugerah Allah