MEMELIHARA KESEIMBANGAN HIDUP
OIeh : Drs. H. Syarifuddin M.
Artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan /anganlah kamu melupakan bahagianmu dan (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat balk kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qashash 77).
Salah satu ciri agama Islam adalab prinsip keseimbangan, dimana selaku seorang Muslim senantiasa diingatkan memelihara keseimbangan dalam hidup ini, baik keseimbangan antara hubungan dengan Allah (hablun min-Allah) dan hubungan dengan manusia (hablunminannas).
Keseinibangan memperhatikan kebu tuhan jasmani dan rohani, keseinibangan memperhatikan kepentingan pribadi dan masyarakat, keseimbangan memperhatikan antara urusan duniawi dan ukhrawi, dan juga termasuk memelihara keseimbangan ekosistem. Hal ini sengaja dibicarakan sehubungan pada tanggal 7 Desember merupakan hari penghijauan nasional yang secara sepintas kelihatannya bukan masalah agama.
Hubungan timbal bailk antara manusia dengan lingkungan, dan membentuk satu sistem ekologi yang disebut dengan ekosistem.
Hubungan ini perlu dijaga keseimbangannya, sebab manusia merupakan bagian integral daii ekosistem tempat hidupnya, sehingga apabila keseimbangan ekosistem itu rusak, tentu akibat negatifnya akan dirasakan oleh manusia.
Adanya pergantian siang dan malam, iklim dan cuaca, tumbuh dan berkembangnya hewan dan tumbuhan yang berproses akibat turunnya hujan, yang kesemuanya itu hanya kembali kepada manusia, dan merupakan ketentuan Allah. Sebagaimana Firman-Nya:
Artinya:
“Sesungguhnya dalarn penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan burni sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (Al-Baqarah 164).
Demikian juga pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dengan lingkungan fauna (hewan) dan flora (turnbuh-tumbuhan). Lingkungan hidup adalah kondisi alarn yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Satu sama Iainnya saling berpengaruh. Karena tindakan manusia lingkungan hidup menjadi baik dan menyenangkan. Karena tindakan manusia juga sehingga lingkungan hidup tidak menyenangkan bagi penghuninya.
Ketidak-seimbangan antara manusia dengan lingkungan alam akan menimbulkan suatu masalah, dan penyebab utamanya adalah ulah manusia itu sendiri, sehingga terjadi kerusakan lingkungan yang berakibat pada bencana dan penderitaan. Hal ini disinyalir oleh Allah:
Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dart (akibat) perbuatan mer eka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar ) ". (Ar Ruum 41).
Kerusakan di darat dan di laut adalah musibah. Hikmah dan musibah itu sebagai peringatan bagi manusia. Misalnya timbulnya aids, penyakit yang mengerikan itu akibat dan ulah manusia, adanya hubungan sex bebas, kumpul kebo dsb. Semuanya itu merupakan peringatan bagi manusia.
Upaya kondomisasi sebetulnya mengobati akibat, tetapi bukan sebabnya. Oleh karena itu seyogyanya selain melindungi wabah itu dengan kondomisasi, jelas yang lebih penting adalah kenibali kepada fitrah manusia, kembali kepada keseimbangan hubungan ekosistem, sehingga yang perlu diberantas dan ditanggulangi adalah tidak hanya akibatnya, tetapi sebab teiadinya wabah itu, yakni kumpul kebonya, perzinaannya, hubungan sex bebasnya, dsb.
Islam sejak awal telah mengingatkan kepada manusia tentang musibah dan kerusakan itu akibat ulahnya sendiri. Musibab itu peringatan Allah, karena segala kejadian itu sarat dengan peringatan-peningatan Tuhan, agar mereka kernbali sadar.
Manusia diciptakan Allah di muka burni ini sebagai khalifah, sebagai wakil Allah yang mengelola burni.
Dengan demikian tanggung jawab manusia terhadap alam dan kehidupan ini sangat besar, misalnya: Pertama, pemeliharaan dan pendayagunaan alam dengan sebaik-baiknya hendaklah berada di tangan manusia agar tidak sia-sia. Kedua, tidak membuat kerusakan di muka burni “Walaa tufsiduu fil -ardi ba’da ishlaahihaa”. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya. (Al-A’raf 56). Ketiga, tidak membuang kotoran atau sampah sembarangan, Rasulullah pernah bersabda “Hindarilah kamu menjadi di antara dua orang yang dikutuk oleh manusia, masyarakat, bahkan oleh Tuhan. Merek a bertanya, siapakah dua orang yang dikutuk oleh manusia, bahkan oleh Tuhan itu ya Rasulullah. Beliau menjawab, pertama mereka yang membuang sampah di jalanan manusia, dan yang kedua adalah manusia yang berbuat dlolim kepada manusia lainnya”. (Hadis riwayat Ahmad dan Baihaqi).
Ironisnya, seseorang yang di rumahnya mempunyai taman yang begitu indah, tetapi ketika dijalan Ia membuang puntung rokok atau membuang sampah di jalanan.
Islam banyak mengingatkan agar kita hidup lebih teratur dan senantiasa memelihara keseimbangan, dan yang patling penting tentu saja memelihara keseinibangan kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Artinya:
“Dan diantara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuh an kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhlrat dan peliharalah kami dan siksa neraka”. (Al-Baqarah 201).
MEMELIHARA KESEIMBANGAN HIDUP
Demikianlah khutbah jumat yang dapat kami sampaikan, semoga contoh khutbah jumat yang telah kami tuliskan bisa bermanfaat bagi Anda yang membutuhkannya. Apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terimakasih