Artinya :
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dart Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang" (Al Baqarah 37).
Menurut ajaran Islam bahwa manusia itu asalnya adalah suci “Kullu mauludin yuladu ‘alal-fitrali”, setiap bayi yang lahir ke dunia itu suci. Walaupun bayi itu lahir tidak jelas siapa ayahnya, atau kah dari hasil hubungan perzinaan, dia tetap suci. Sebab yang berdosa bukan anak yang dilahirkan tetapi kedua orang tuanya.
Oleh karena itu Islam menentang ajaran tentang dosa warisan. Di dalam Islam tidak ada dosa warisan, walaupun Nabi Adam dan Ibu Hawa (kakek dan nekek manusia) pernah berbuat dosa, tetapi sudah diampuni oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 37 di atas. Setelah dosa Nabi Adam dan ibu Hawa diampuni oleh Allah barn mereka ditururikan oleh Allah dari Syurga ke dunia.
Lalu kapan manusia mempunyai dosa. Manusia mempu nyai dosa setelah dia akil-baligh (dewasa jasmani dan rohani) dan ketika itu mereka melanggar aturan-aturan Allah. Dosa itu terjadi karena adanya pelanggaran-pelanggaran terhadap ajaran-ajaran Allah. Dan dosa itu mengotori kesucian manusia. Sebagaimana ditegaskan dalam surat Al Muthaffifin ayat 14 :
Artinya:
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka “.
Yang menutup hati mereka adalah dosa-dosa mereka. Semakin banyak dosa yang dilaksanakan oleh seorang muslim, maka hatinya semakin hitam karena tertutup oleh titik-titik noda dan dosa yang mereka keijakan. Seseorang kalau sudah tertutup hatinya, mereka tidak mempunyai keinginan terhadap kebenaran (hak). Seseorang yang banyak berbuat dosa akan sulit untuk bertemu dengan Allah, sebab Allah itu adalah suci. Dalam Al-Qur’an ditegaskan :
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. (Al-Baqarah 222).
Orang Islam yang berbuat dosa, misalnya orang fasik, asal tidak syirk kepada Allah bisa bertemu dengan Allah setelah mereka disucikan di dalam neraka. Dosa apapun yang dilakukan oleh orang Islam, asalkan
tidak syirik kepada Allah, insya Allah nanti juga akan masuk syurga, setelah dibakar dan disucikan dosanya di dalam neraka. Akan tetapi kalau dosa syirik tidak akan menjamin masuk syurga dan bertemu dengan Allah, sebab dosa syirik tidak akan diampuni Allah, sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nisa’ ayat 48 :
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengam puni segala dosa yang selain dan (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh Ia telah berbuat dosa yang besar”.
Kalau manusia itu mempunyai dosa sepenuh isi langit dan bumi, kemudian dia bertaubat dengan sungguh-sungguh (taubatannasuha) maka insya Allah akan diampuni asal tidak dosa syirik.
Proses agar orang fasik dan yang banyak berbuat dosa bisa berternu Allah adalah hams dibakar dulu di neraka, sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Muthaffifin ayat 15 dan 16:
Artinya:
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. Kemudian sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka”.
Bisa bertemu Allah merupakan kenikmatan yang sangat besar. Rasulullah bersabda, “Allah menciptakan seratus kenikmatan, dan hanya satu kenikmatan yang Allah turunkan ke dunia".
Satu kenikmatan saja mampu menyulap dunia menjadi gemerlap seperti ini, apalagi kalau semua kenikmatan itu kita nikmati di akhirat kelak. Oleh karena itu hendaklah manusia tidak hanya mementingkan kehidupan dunia. Allah berfirman :
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dan mengingat Allah”. (Al-Munafiqun ayat 9).
Agar manusia tetap dalam keadaan suci, Allah memberikan latihan-latihan. Latihan latihan yang diberikan oleh Allah adalah untuk mempermudah dan melatih din agar mampu mempertahankan kesucian itu. Sebab mempertahankan kesucian itu penuh dengan tantangan dan godaan.
Latihan-latihan yang diberikan oleh Allah adalah berupa ibadah. Dan salah satu bentuk ibadah untuk melatih diri dalam mempertahankan kesucian adalah ibadah puasa. Sebab dalam hadis Nabi dijelaskan, “Barang siapa yang berpuasa dengan iman dan penuh perhitungan, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu”.
Sumber : Khutbah Jum’at di Kantor Pusat BRI