Khutbah Jumat Singkat - Akhir Evaluasi Allah Atas Hambanya Adalah Karena Takwa



“Dan tolong menolonglah , kamu dalam (merigerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong nenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaaNya”. (AI-Maidah ayat 2). 

Mari dengan nikmat yang Allah berikan kepada kita, baik nikmat bendawi maupun nikmat maknawi, kita pergunakan seoptimal mungkin untuk selalu menìngkatkan iman dan takwa kita, baik melalui ibadah khusus kita maupun karya-karya kita di instansi pemerintah, instansi swasta atau dalam masyarakat dan keluarga. 

Takwa dan iman harus selalu kita tingkatkan karena adanya kenyataan bahwa masyarakat ini selalu berkembang, dan dalam perkembangannya, problema-problemanya semakin komplek, maka untuk menghadapinya membutuhkan kekuatan batin yang seimbang dan dominan terhadap permasalahan itu. 

Kalau kemampuan kita lebih rendah dan permasalahan yang ada maka akan kehilangan keseimbangan (lost of balance) atau kehilangan kontrol ( lost of control ) dan akibatnya akan teijadi penyimpangan tingkah laku (mis behaviour) 

Selain itu bahwa akhir evaluasi dan Allah terhada hamba-Nya adalah karena takwanya semata. Apakah mulia atau hina di hadapan Allah adalah karena takwa. Oleh karena itu meningkatkan iman dan takwa merupakan faktor strategis dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan duniawi sebagai penyebab kehidupan ukhrawi. 

Perubahan masyarakat, baik yang menuju ke arah maju atau ke arah mundur itu merupakan sunnah Allah. Hal ini sudah diberitakan oleh Allah SWT. 


Artinya: 
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara karnu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al-Hufurat ayat 13). 

Dari ayat ini ada isyarat, bahwa dalam hidup berbangsa, bersuku akan terjadi suatu perkembangan dan masyarakat itu, baik segi sosial ekonomi, budaya, politik dan pertahanan-keamanannya. 

Dan perbuahan itu tidak sama, ada yang masih kelaparan, ada yang sudah kelebihan dan ada yang masih menghutang terhadap negara lain. Dengan adanya fenomena sosial daiain kehidupan berbangsa semacam ini, oleh Allah diisyaratkan agar saling mengenal (Litaarafu)’ Saling mengenal kelebihan dan kekurangan masing-masing, untuk saling mengisi. 

Ayat 13 surat Adz-Dzariat ini sangat terkait dengan ayat 2 swat Al-Maidah di atas, yakni tolong menolong dalam kebajikan dan bukan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.  Dengan pesatnya perkembangan dunia, maka terjadilah arus globalisasi dan negara maju kepada negara yang sedang berkembang. Karena perkembangan itu merupakan sunnah Allah, maka tidak bisa ditangkal tetapi harus diredam. Untuk meredam perkembangan dunia yang disebut dengan arus globalisasi itu bukan dengan materi, tetapi dengan pendirian. 

Pendirian yang merupakan fundamental basic adalah bukan pikiran manusia (ra’yu) tetapi wahyu. Kalau kita meredam dengan ra’yu (human logic), maka akan terjadi kepincangan kepincangan yang menimbulkan keretakan masyarakat, akibat dari kontradiksi antagonis bukan kontradiksi simbiosis, karena mereka sudah tidak lagi berpegang teguh kepada wahyu untuk keagungan Allah, tetapi justru mengandalkan logika semata demi keagungan diri sendiri dan kelornpok kelompoknya. Umat semacam ini sulit dijadikan sandaran untuk maju, dan tidak pernah diperhitungkan oleh umat lain, dalam arti dirernehkan. 

Perubahan masyarakat (social change) yang ditopang oleh perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempercepat arus giobalisasi dan informasi dan negara-negara maju menuju negara berkembang. Hal ini disebabkan dunia ini seperti kampung kecil yang transparan sehingga pengaruh dari keluarga yang satu dengan yang lain mudah terjadi.  

Ada dua nilai perkembangan, arah maju yang mempunyai nilai ma’rufah (konstruktif) dan arah mundur yang ngandung nilai mungkarot (destruktif). Karena ada dua kutub yang berbeda maka kita harus menfilternya dengan ruh keimanan. Ruh itu sendiri obyektif sifatnya, ada ruh keimanan dan ruh kekufuran. Untuk mempertahankan agar nih kita menuju keimanan, maka ada dua yang harus diperhatikan, yaitu Aqidah (ikatan vertikal kepada Allah) dan Ibadah (pengabdian kepada Allah). 

Pengabdian kepada Allah merupakan konsekwensi logis dan suatu ikatan keimanan (Aqidah/Tauhid). Ke-Tauhidan kepada Allah akan menimbulkan miai budaya unitaristik, yakni anggapan bahwa semua agama Allah memerintahkan agar beribadah kepada-Nya. 

Unitaristik sosial, beranggapan bahwa semua manusia sama, karena kita dan satu keturunan Adam dan Hawa’. Unitanistik ekonomi, berkeyakinan bahwa semua yang ada di alam ini adalah milik Allah, apa yang ada pada kita hanya amanah. Ayat 17 surat Al-M aidah menegaskan : 


Artinya : 
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-o rang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam “. Katakanlah: “Maka siapak.ah (gerangan) yang dapat menghalanghalangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang orang yang berada di bumi kesemuanya?” Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya: Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. 

Apa yang kita miliki, baik jabatan, kekayaan, anak atau yang lainnya adalah amanah (titipan) Allah semata. Ke-Tauhidan seperti ini akan meniznbulkan daya filter yang kuat untuk menentukan piihan terbaik, dan sebagai perwujudan adalah pelaksanaan ibadah yang terangkum dalam taklifi (wajib, sunah, mubah, makruh dan haram). Di dalam hukurn Islam tidak hanya keharusan dan larangan saja melainkan ada pilihan (choice), dalam istilah hukum disebut Mubah. 


Sumber : Khutbah Jum’at tanggal 4 September 1992 di Kantor Pusat BRI


Khutbah Jumat Singkat - Akhir Evaluasi Allah Atas Hambanya Adalah Karena Takwa

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Khutbah Jumat Singkat - Akhir Evaluasi Allah Atas Hambanya Adalah Karena Takwa

  • Khutbah Jumat Singkat - Puncak Keimanan Adalah TaqwaArtinya: “Padahal merek.a tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta ‘atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus”. (Al-Bayyinah ...
  • Doa Masuk Dan Keluar WCDoa Masuk Dan Keluar WC | Apapun kegiatan yang akan kita lakukan kita harus senantiasa ingat kepada Alloh Subhanahu Wata'ala. Kita Memohon keselamatan, perlindungan, per ...
  • Khutbah Jumat - Hakekat PengabdianArtinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguh ...
  • Khutbah Jumat Kebahagiaan Dunia Dan AkhiratKEBAHAGIAAN DUNIA DAN AKHIRATOleh : H. Nuruddin Sidik Artinya: " . . . Maka di antara manusia ada yang mendo‘a: “Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia “ ...
  • Wallpaper Kaligrafi Asmaul Husna Paling BagusKaligrafi Asmaul Husna | Kaligrafi merupakan sebuah gambar gambar visual indah mengenai tulsan arab. Nah, pada kesempatan kali ini kami akan share beberapa gambar kaligr ...