Khutbah Jumat : Semua Amal Perbuatan Akan Dipertanggung Jawabkan Dihadapan Allah SWT

Khutbah Jumat : Semua Amal Perbuatan Akan Dipertanggung Jawabkan Dihadapan Allah SWT  | Kalau kita perhatikan perjalanan hidup, maka dapat disimpulkan bahwa “Tahun-tahun kehiduppan selalu bertambah, sedangkan umur selalu berkurang”. Dari hari ke hari ajal selalu mendekati kita, saat yang ditentukan berpisahnya ruh dengan jasad untuk menghadap Allah akan datang. Dalam Al-Qur’an diingatkan, 



Artinya: 
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan Amal yang shalih berelainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?”. (Fathir ayat 37). 


Artinya : 
“Dan peliharalah dirimu dari. (azab yang terfadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah, Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap , apa yang telah dikeriakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya “. (Al Baqarah ayat 281). 

Mati adalah suatu hal yang pasti dan akan dilalui oleh setiap yang bernyawa; Yang perlu diperhatikan adalàh bahwa kalau mati sudah datang, maka hilanglah kesempatan untuk memperbaiki amal perbuatan. karena pintu taubat sudahtertutup. Oleh karena itu hidup adalah modal utama untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup sesudah mati. 

Kalau modal ini tidak dipergunakan sekuàt tenaga untuk memperoleh perbekalan menjelang. mati, apa lagi kalau dipergunakan untuk hal-hal yang dapat membinasakan di alam kubur dan akhirat pasti akan menyesal di saat mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan di hadapan pengadilan agung, di mana akan dipertanyakan setiap nikmat yang pernah dirasakan, dan mana diperoleh, ke mana dipergunakan untuk kepentingan apa umur dihabisi dan dengan apa: waictu hidup diisi, sebagaimana dijelaskan dalam surat Fathir ayat 37 di atas. 

Dalam sabda Nabi disebutkan, “Barang siapa yang teIah mencapai umur empat puluh tahun, dan belum banyak kebaikan dari pada keburukannya, hendaklah mempersiapkan diri untuk masuk neraka. Dan bagi mereka yang berumur enarn puluh tahun, belum juga menyadari arti hidup ini tidak tergerak ketaatannya kepada Allah serta tidak bertaubat sampai mati, jangan harapkan akan mendapatkan pertolongan-Nya”. 

Di hadis lain Nabi menielaskan, “Tidaklah Allah menerima udzur terhadap seseorang yang sudah diberi tempo hidupnya sampai enam puluh tahun”. 

Jika sudah terlanjur membuang-buang waktu dalani hidup yang berharga ini, hendaklahkita rebut sisa kesempatan hidup untuk berbakti kepada Allah dan mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya.

Apakahkita masih bermain-main dengan umur ini, sedang kesempatan untuk mengolah modal hidup ini semakin lama sernakin sempit. Kemana iman kita ini, jika tidak kita camkan semua ini dengan penuh perhatian dan tidak melihatnya dengan mata hati "Ainul-bashirah". 

Kubur merupakan pengalaman pertama yang akan kita alami sesudah mati. Ibnu Majah meriwayatkan bahwa Utsman bin ‘Affan apabila , beliau berheti dekat kuburan, beliau menangis tersedu sampai basah janggutnya. Seseorang menanyakannya, tuan menangis bukan karena tuan melihat neraka tetapi karena tuan meIihat kuburan. Beliau menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda bahwa kubur adalah tempat pertama dari pada tempat-tempat di akhirat. Jika seseorang selamat dari kubur maka keadaan berikutnya akan dilalui lebih mudah, dan jika seseorang tidak selamat dari kubur maka keadaan berikutnya akan lebih buruk” 

Sebelum maut datang merenggut, selama saat belum terlambat, sebelum jasad membujur, sebelum nyawa memisah badan, kalau terlanjur dosa diperbuat segeralah kembali datang bertaubat, cabutlah diri dari maksiat. Perbanyaklah amal kebajikan, selalu siap dengan perbekalan, sekiranya maut inendadak datang, diri telah siap untuk berpulang. 

Ingatlah sabda Rasulullah , " Akan mengikuti mayit tiga perkara, keluarganya, hartanya dan amalnya. Maka kembaliIah keluarga dan hartanya, tinggai amal yang menyertainya” . Dengan hadis ini jelas bahwa amal kita itulah satu-satunya kawan yang paling setia, oleh karena itu patutlah kita utamakan amal perbuatan bagi kepentingan hidup kita dan janganlah sampai kita dapat terpengaruh oleh suatu apapun untuk meninggalkannya, apakah , itu harta, keluarga dan pengaru-pengaruh lainnya sehingga kita meninggalkan amal shalih. 

Amal yang shalih adalah , menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak hamba Allah. Inilah taqwa. Hendaklah taqwa ini dijadikan sebagai bahtera keselamatan dalam mengarungi samudera hidup di dunia yang penuh arus dan gelombang yang sangat berbahaya. Sebagaimana Lukmanul Hakirn pernah berpesan kepada putranya, “Wahai : anakku, sesungguhnya dunia ini lautan yang dalam, banyak manusia yang tenggelam di dalamnya. Oleh karena itu jadikanlah taqwa sebagai bahtera keselamatan untuk mengarungi lautan itu”. 

Hendaklah kita renungkan bahwa hidup di dunia ini bersifat sernentara dan meneliti amal perbuatan ýang telah kita laksanakan, serta memperbaiki amal perbuatan yang akan , kita laksanakan dalam sisa nyawa yang masih bersatu dengan badan. Rasulullah menjelaskan dalam sabdanya, “Orang yang cerdik adalah mereka yang suka memperhitungkan dirinya dan berarnal untuk keselamatan hidup sesudahmati”. 

lngatlah bahwa semua gerak dan aktifitas kita selalu dia agendakan oleh kedua Malaikat sampai datang sakaratulmaut. Allah rnenegaskan dalam surat Qaaf ayat 16 -19 



Artinya: . 
“Dan seungguhnya Kami telah menciptakan manuda dan. mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya. (Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar benarnya. Itu lab yang kamu selalu Ian danipadanya “. 

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang orang yang mendapatkan rahmat dan karunia-Mu. Berikanlah kami kesadaran akan arti hidup ini serta kemampuan untuk menempuh jalan yang lurus, jalan keselamatan yang Engkau Ridhoi.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Khutbah Jumat : Semua Amal Perbuatan Akan Dipertanggung Jawabkan Dihadapan Allah SWT